.breadcrumbs{ padding:5px 5px 5px 0; margin:0;font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:4px double #cadaef}

Senin, 04 April 2016

Agar Tidak BAPER Ketika Meninggalkan Si kecil Saat Bekerja

Ketika berangkat bekerja terkadang pertanyaan dari sikecil membuat kita tidak tega untuk meninggalkannya, termasuk saya. Untung saja tempat saya bekerja tidak jauh dari tempat tinggal, terkadang Ginta suka bertanya yang membuat hati saya melo.."Amih mo apain?cari wit..., Ntaa..??" (Mamih mo ngapain,,cari duit..Ginta sama siapa maksudnya) miris kan dengernya, kalau sudah begitu saya cuma bisa kasih penjelasan ringan "Iya Nak,,Ginta sama mama tua ya, sama DD, sama kk Nada (temennya), sama mbah,,nanti ginta tungguin amih yah kalau sore kita jalan-jalan. Terkadang dia mengerti, tapi tidak jarang juga dia merajuk enggak mau lepas biarpun sudah saya ajak jalan-jalan jauh dan beli ini itu.

Saya jadi ingat dulu ketika masih kecil jika ibu saya pulang kampung dan hendak pergi merantau lagi ke jkt perasaannya sama seperti ginta. Ehmm,,,iya itu memang konsekuensi jadi ibu bekerja, tega tidak tega, harus ada yang dikorbankan. Akan tetapi bukan berarti kita tidak bisa menebus rasa bersalah itu loo..ada beberapa tips agar tidak baper (bawa perasaan) ketika meninggalkan sikecil bekerja menurut saya :

  1. Percayakan dan yakinkan diri bahwa sikecil akan baik-baik saja kepada siapa kita menitipkannya.(babysitter,kk,mertua,ortu,sdr dll)
  2. Selalu sisipkan waktu bersama ketika mau berangkat/ pulang bekerja, misal ajak anak mandi bersama /buat acara memandikan sikecil lebih ceria,menyuapi anak sarapan sebelum berangkat dengan penuh canda, ketika pulang bekerja ajak makan bersama, temani sikecil bermain.
  3. Kalau saya tipe orang yang jarang menelpon/menanyakan anak sedang apa, karena itu malah membuat anak teringat dan merengek agar maminya cepat pulang. Saya lebih memilih meminta orang rumah menhhubungi saya segera ketika urgent atau sekedar menanyakan aktivitas sikecil ketika sudah dirumah. 
  4. Sebisa mungkin saya gunakan akhir pekan/hari libur saya untuk sikecil, mau locat-loncatan atau sekedar jalan ditaman menemani main perosotan. Saya usahakan juga untuk pekerjaan rumah selesai sepagi mungkin, agar waktu bersama anak lebih lama tanpa gangguan apapun.
  5. Ketika anak sedang tidak sehat, saya mengusakan agar saya tetap disampingnya. Kalau dulu saya jarang banget bolos/ijin ke kantor, akan tetapi ketika sudah ada ginta saya jadi pernah/sering ijin ke kantor ketika dirasa sakit ginta begitu mengkhawatirkan.

Ketika kita sudah memutuskan untuk terus bekerja ketika sudah ada anak, memang harus ada yang dikorbankan. Akan tetapi bukan berarti kita tidak bisa menyiasatinya, kalau menurut anda bagaimana??..

Tidak ada komentar: