.breadcrumbs{ padding:5px 5px 5px 0; margin:0;font-size:95%; line-height:1.4em; border-bottom:4px double #cadaef}
Tampilkan postingan dengan label Dunia Ibu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Ibu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 Februari 2016

Resep Gemblong Gula Merah Ulalala...

Saya memang dari kecil paling doyan apapun olahan beras ketan, termasuk gemblong ketan gula merah ini. Kemarin mengisi liburan imlek saya usak-usek dipagi hari hanya untuk membuat gemblong. Maklum kalau siang enggak akan selesai rasanya karna pasti dirusuhin Ginta.

Berkat tutorial yang saya lihat di youtube hasilnya cukup lumayan untuk seorang pemula seperti saya, itu terbukti dari habisnya semua gemblong yang ada. Bagi yang ingin mencoba monggo dicatat resepnya sebagai berikut :

Bahan yang dibutuhkan
  1. 1/2 kg beras ketan (saya pakai rose brand)
  2. 1/4 terigu sebagai campuran
  3. 1/2 butir kelapa muda parut
  4. 1 gelas santan kental (saya pakai kara)
  5. 3-4 butir gula merah sisir
  6. 1/2 cup gula putih
  7. Minyak goreng untuk menggoreng
  8. garam secukupnya
  9. Air Secukupnya
 Cara membuatnya
  1. Campur beras ketan, tepung terigu, kelapa parut, & garam secukupnya, aduk -aduk sampai rata, tambahkan santan kental aduk dan uleni sampai kalis.
  2. Jika sudah kalis/tidak menempel buat bulat lonjong sesuai selera sampai adonan habis.
  3. Goreng bulatan tadi sampai menguning keemasan sampai adonan yang telah dibuat habis.
  4. Rebus gula merah  yang sudah disisir tambahkan gula putih tunggu sampai mendidih.
  5. Masukkan gemblong yang sudah digoreng ke dalam rebusan gula merah.
  6. Gemblong ketan gula merah ulalala siap dinikmati. 




Bunda pecinta olahan ketan seperti saya? monggo dicoba kreasikan sesuai selera masing-masing, selamat mencoba!

Minggu, 10 Januari 2016

Memberi Maaf Wajib! Memberi Kesempatan Kedua Pilihan

Sebenarnya judul diatas saya kutip dari portal online yang sering saya baca, judul tersebut menginspirasi saya untuk menulis apa yang saya rasa, dengar dan lihat. Terkadang kita memang harus belajar dari apa yang dialami orang lain agar seandainya hal tersebut terjadi kita jadi lebih bijak menyikapinya.

Dua minggu yang lalu tetangga saya (nenek teman mainnya Ginta) sempat berbagi cerita apa yang dialami oleh anak perempuanya, (ibu temenya ginta). Mereka menikah memang belum lama, anaknya hanya terpaut 5 bulan lebih tua ginta. Sebelumnya, saya sempat iri pada anak perempuan tetangga saya, bagaimana tidak dia masih mempunyai kedua ortu yang masih muda. Siap menjaga anaknya ketika dia dan suaminya bekerja. Untuk urusan uang dapur pun mereka bisa berbagi.

Akan tetapi setelah mendengar ceritanya saya malah merasa jauh lebih beruntung, tanpa mengandalkan ortu saya jadi lebih bisa mandiri. Menurut cerita tetangga saya anak perempuanya sering mendapatkan KDRT, anaknya pernah dipukul sampai matanya biru dan sembab ibunya sempat melerai dan hampir mendapatkan pukulan juga (Naudzubillah), permasalahannya sepele karna faktor ekonomi. Tetangga saya hanya bisa menangis meratapi nasib anak perempuanya. 



Jujur saya tidak berani komentar, saya berusaha bersikap sebagai pendengar, padahal dalam hati saya pengin maki-maki keduanya. Lho kok bisa, iya!"kenapa saya pengin maki-maki keduanya termasuk siistrinya juga"?. Kenapa masih mau melanjutkan pernikahannya kalau penderitaan yang dia dapat apalagi dilakukan berulang-berulang, dan buat ortunya jadi bersedih juga.

Lain cerita dengan tetangga saya, kerabat dekat sendiri malah sedang mengurus proses perceraiannya. Perjalanannya panjang ketika dia bulat untuk memutuskan berpisah dengan suaminya. Perselingkuhan menjadi penyebabnya, dan sudah dilakukan berulang-berulang hingga akhirnya diketahui suaminya telah menikah lagi dengan perempuan lain secara siri.

                                                                 Gambar dari Tribun.com

Alloh memang membenci perceraian, tetapi ketika semua cara sudah ditempuh dan sudah buntu kenapa tidak mengambil langkah perceraian sebagai solusi, walaupun perceraian bukanlah sebagai pilihan. Bukankah negara juga sudah lebih melindungi wanita dari KDRT yang siap menjerat para pelakunya.

Hanya saja masih banyak perempuan yang takut melakukan perceraian dengan alasan klise menurut saya (Anak, takut tidak bisa makan, takut kehilangan dll).
Jika ketakutakutan lebih ke faktor ekonomi saya yakin Alloh akan kasih jalan rezeki yang berbeda, bukankah hewan dan orang gila sekalipun tetap dikasih rezeki sama Alloh. 

Nah Apapun permasalahanya, ketika dilakukan berulang kita memang  tetap wajib memberi maaf, akan tetapi memberi kesempatan kedua adalah pilihan!kalau menurut anda bagaimana?


Senin, 21 Desember 2015

Selamat Hari Ibu Untuk Semua Ibu Di Indonesia

Saya memang tidak bisa lepas dari seorang ibu, Mama saya biasa memanggilnya. Sampai detik ini apapun yang saya raih tak lepas dari doanya. Didalam keterbatasan dan laranya dia masih berusaha untuk memberikan senyumnya. Usianya tak lagi muda seperti dulu, tenaganya & fisiknya yang sudah renta tak mengahalangi untuk bisa melihat senyum anak dan cucu. Saya tahu didalam dirinya masih ada banyak segudang asa dan doa untuk kedua putrinya, keinginan terbesarnya ingin bisa selalu berada ditengah  bersama-sama dengan kedua buah hatinya. Anak-anak yang sedari kecil ditinggalkanya bersama neneknya.

Roda kehidupan memang benar-benar berputar. Pernah merasakan pahit getirnya hidup, sempat merasakan juga kemudahan - kemudahan yang Alloh berikan sampai pada akhirnya kembali ke titik pasrahnya sampai saat ini. Hampir 10 tahun menderita semacam penyakit parkinson, tremor yang tak mampu dihentikannya membuat dia harus lebih tabah menjalani kehidupan sekarang ini. Semua itu seakan memberikan pelajaran hidup kepada anak-anaknya bahwa kesehatan dan keluargalah yang paling penting dari pada uang.

Bukankah Alloh tidak akan menguji hambanya diluar kemampuannya. Mungkin itu juga yang harus Saya yakini bahwa beliau mampu dan sosok wanita hebat dan tangguh sampai Alloh mempercayainya dengan segala apa yang Alloh berikan sampai saat ini.

Selamat Hari ibu untuk mama dan semua ibu -ibu (Bunda, Mamih, Mboke, umi, biyung, emak dll) hebat di Indonesia..
Semoga mama tetap diberi kesehatan & panjang umur, sampai anak-anakmu mampu lebih membahagiakan mu..



 
                                                                Foto di tahun 2012




                                       Foto diambil saat syukuran 4 bulanan kehamilan cucu pertama mama "Ginta"


Minggu, 12 Juli 2015

Ibu Bekerja dibulan Ramadhan bisa sholat taraweh gak ya?

Tak terasa yah sudah 26 hari kita menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Mungkin sebagian dari kita yang ibu bekerja, pulang ngurus RT, anak & suami rasanya sholat taraweh jadi hal yang sangat berat, begitu juga saya. Awalnya sebelum memasuki bulan puasa saya sedih ketika habis melahirkan tidak bisa melakukan sholat taraweh karna begitu kecapeannya saya, seakan menyepelekan. Astagfirulloh sebenarnya saya tidak ada pemikiran ke arah sana, karna saya pikir sholat taraweh itu harus dilakukan berjamaah & dilaksanakan dimasjid/ mushola.

Akhirnya dengan bantuan mbah google saya menemukan artikel bagaimana hukum/ tata cara ibu menyusui menjalankan sholat taraweh, yang saya ingat dalam tulisan tersebut bahwasanya wanita memang lebih baik menjalankan sholat taraweh didalam rumah tentu dengan kaidah & syariat islam yang sesuai, jumlah rokaatnya juga tidak harus 23 rokaaat, tapi bisa dg 11 rokaat (8 sholat taraweh & diikuti 3 sholat witir) maaf jika saya salah terbatasnya pengetahuan. Saya pernah melihat di tayangan ustdzah Oki Setiana Dewi bagaimana beliau melakukan ibadah sholat taraweh dengan menggendong putri kecilnya. Terbayang kan bagaimana repotnya, itu dilakukannya semata-mata karna kecintaanya kepada Sang Pencipta untuk terus melakukan apa yang dianjurkan dalam ajaran agama islam.

Mengutip dari perbincangan beliau disalah satu tv, kita boleh sholat dengan menggendong anak kita dengan catatan tidak ada najis dalam popok/si anak. pernyataan Itu membuat saya semangat untuk berlomba-lomba menggapai keberkahan dibulan ramadhan ini, walaupun ketika sahur saya harus menyiapkan makanan sendiri untuk saya & suami, lalu pergi bekerja, pulang mengurus anak & suami tapi rasanya tak terlalu keteteran dengan niat yang tinggi.

Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah rasanya sia-sia ketika harus sebulan berlalu begitu saja. Alunan ayat-ayat Alquran, perbanyak ibadah & tentu saja berusaha menjauhi segala laranganNya sangat dianjurkan dan dilipat gandakan pahala ibadahnya. Semoga kita selalu bisa menjalankan perintahNya apapun kondisi kita. Semoga amal ibadah kita di terima oleh Alloh swt & diberi kesempatan lagi untuk bisa bertemu Ramadhan kembali,,,Selamat libur, Selamat Mudik &

"Minal Aidzin Walfaidzin Mohon Maaf Lahir Bathin"

Senin, 25 Mei 2015

Bengong?? Menulislah..

Hhihi judulnya enggak bingits ya, saya juga bingung sebenarnya mau nulis apa. Tapi memang kalau lagi bengong membuat pikiran jadi nglantur kemana-mana, mata ngantuk, & katanya sih aura negatif jadi cepet langsung bisa masuk. Kalau dalam agama islam memang mengajarkan bertasbihlah agar pikiran selalu positif, tapi ya namanya manusia hal-hal baik pasti rasanya sungkan melaksanakannya termasuk saya ini. Harusnya dibulan yang mendekati ramadhan ini kita harus lebih banyak mendekatkan diri, menyebut nama Alloh dalam suasana apapun.

Jadi teringat cerita tetangga saya yang suka bengong tahu-tahu pingsan, gak tahunya katanya perasaannya lagi tidur disampaing temennya yang sudah meninggal belum lama (tuh kan seremm,,) Ada lagi tetangga saya yang mungkin terlalu banyak beban yang menimpa hatinya, sering terlihat menyendiri malah sekarang bisa dibilang depresi (agak kurang sehat jiwanya). Memang banyak contoh kejadian yang diakibatkan bengong/tidak ada kerjaan. Sebenarnya dikala banyak waktu senggang yang ada sebaiknya dimanfaatkan ke hal-hal positif, agar kita juga selalu bersikap positif juga.

Ketika banyak masalah adakalanya kita ingin cerita, berbagilah kepada orang yang sangat dipercaya (curcol istilah jaman sekarang). Andaikan orang yang kita ajak berbagi tidak bisa memberikan solusi, tapi setidaknya beban yang ada bisa berkurang. Tapi Islam mengajarkan jika ingin curhat, curhatlah sama Alloh Tuhan kita,yang maha tahu, penyayang ,pendengar dan Maha segala-galanya. Luapkan emosi yang ada ke hadapanNya, berteriaklah dalam doa, mohon ampunan, petunjukNya dan segala sesuatu hanya kepadaNya. Insya Alloh Alloh akan mendengarkan segala keluh kisah kitaer. Lakukan hal-hal kecil seperti membaca, menulis (kaya saya sekarang ini hihi), mengerjakan hal kecil/hobi.

Dan semua ketika beban yang ada sudah kita luapkan dengan hal positif apapun,  rasanya ringan saja. Daripada bengong gak ada kerjaan/ melamun (kaya ayam tetangga saya aja bengong mati hihihi,,,)  a have fun lah,,sesukanya asal tahu batasanny. Segini dulu aja yah,,smoga yang lagi punya masalah besar cepet selesai, yang sakit disembuhkan, yang galau digembirakan, dll, Aminn..

Salam,
Pipiet

Rabu, 20 Mei 2015

Ketagihan Belanja Online

Ckckckc,,,,saya memang lagi bener - bener ketagihan belanja online nih,,, kalau bunda - bunda gimana? Awalnya sih iseng pengin lihat doang lama-lama jadi pengin beli, pernah sampai kalap juga (Astaghfirulloh sambil ngelus dada,uang makan sampai tidak tersisa). Sekarang sih sudah mulai bisa sedikit menahan keinginan membeli, apalagi kalau yang tidak sesuai kebutuhan (ngeles ceritanya).

Diera seperti ini memang tak di pungkiri kalau belanja yang biasa harus ke mall, pasar, butik dll. sekarang sudah dimudahkan, tinggal klik,,klik,,klik,selesai deh tahu-tahu barang besok sudah dikirim saja. Apalagi ibu rumah tangga yang bekerja, ngurus suami, ngurus anak apalagi yg tidak punya ART rasanya tak sempat untuk jalan-jalan (Nyindir sendiri), menjadikan belanja online ada pilihan terbaik. Asal tetap waspada pilihlah benar -benar Olshop yang dapat dipercaya. Jangan sampai berakhir dengan penipuan alih-alih dapat barang yang kita beli malah uang kita yang raib (amit2,,,).

Sedikit berbagi pengalaman ya bunda yang baru mulai ingin belanja online semoga bisa menambah sedikit referensi, kiat-kiatnya sebagai berikut:
  1. Pastikan olshop yang kita kunjungi dapat dipercaya bunda, biasa dengan mendeteksi no telp/web olshop digoogle pasti ada jejak rekamnya.
  2. Membaca terlebih dahulu testimoninya sebagai referensi bagaimana olshop tsb.
  3. Pastikan kembali produk yang anda pengin beli bunda, baca sedetail2nya untuk spek/kriteria barang.
  4. Pilihlah olshop yang menampilkan Pict yang sesungguhnya, karna banyak olshop yang menampilkan pict yang berbeda dengan kondisi aslinya, terutama pakaian.
  5. Agar belanja tidak berat diongkos pertimbangkan kembali jarak/posisi olshop tsb berada karna pasti mempengaruhi ongkos kirim.
  6. Usahakan membayar dengan bank yang sama bund, kalaupun berbeda saya lebih memilih untuk setor tunai untuk menghindari charge bank. Bunda bisa bayangkan kalau 3x belanja diolshop yang berbeda bank 6,500 x 3 transfer (hihi saya memang termasuk orang yang perhitungan).


Nah,,,silahkan deh mencoba bunda ...yang sudah ancer-ancer mau beli barang lewat online monggo dibaca semoga bermanfaat. Eitsss tetap utamakan kebutuhan yahh bunda,,,

Salam,
Pipiet